Pontianak – Suasana di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, memanas setelah ratusan driver ojek online (ojol) menggeruduk markas Polisi Militer Kodam (Pomdam) XII/Tanjungpura. Aksi ini dipicu oleh insiden pemukulan yang diduga dilakukan oleh seorang perwira TNI berpangkat Letnan Dua (Letda) berinisial FA terhadap salah satu driver ojol.
Peristiwa ini sontak viral di media sosial setelah rekaman video yang memperlihatkan seorang ojol mengalami tindak kekerasan beredar luas. Para pengemudi ojol pun merasa terpanggil untuk memberikan solidaritas, hingga akhirnya mereka mendatangi Pomdam untuk menuntut keadilan dan transparansi proses hukum terhadap pelaku.
Kronologi Kejadian
Menurut keterangan beberapa saksi, kejadian bermula ketika korban ojol sedang menunggu pesanan di salah satu kawasan Pontianak. Terjadi kesalahpahaman dengan Letda FA yang berujung pada adu mulut. Situasi kemudian memanas hingga FA diduga melayangkan pukulan terhadap sang driver ojol.
Korban yang mengalami luka memar segera mendapat pertolongan, sementara rekan-rekan sesama ojol mengunggah insiden tersebut ke media sosial. Dalam hitungan jam, kabar itu menyebar dan memicu gelombang reaksi dari komunitas ojol di Pontianak.
Reaksi Driver Ojol
Ratusan driver ojol dari berbagai komunitas berkumpul dan melakukan konvoi menuju Pomdam XII/Tanjungpura. Mereka menuntut agar Letda FA diproses sesuai hukum yang berlaku, meski yang bersangkutan adalah anggota TNI.
“Kami datang bukan untuk bikin rusuh, tapi untuk mencari keadilan bagi teman kami. Semua orang sama di mata hukum,” ujar salah satu koordinator aksi.
Para ojol menegaskan bahwa mereka menghormati institusi TNI, namun menolak adanya penyalahgunaan wewenang yang bisa merugikan warga sipil.
Sikap Pomdam XII/Tanjungpura
Pihak Pomdam bergerak cepat menanggapi aksi tersebut. Perwira Pomdam menemui perwakilan ojol dan menyatakan bahwa kasus pemukulan ini akan diproses secara transparan sesuai aturan hukum militer.
“Kami tidak akan menutup-nutupi. Anggota kami yang bersalah akan diproses sesuai ketentuan hukum yang berlaku di lingkungan TNI,” tegas perwakilan Pomdam.
Langkah ini diharapkan dapat meredam ketegangan antara komunitas ojol dan pihak militer, info lebih lanjut Anda bisa kunjungi di sini:
● https://gribjayapontianak.org/hukum/pukulan-letda-fa-bikin-ojol-pontianak-geruduk-pomdam/
● https://gribjayaprobolinggo.org/hiburan/arumi-bachsin-meriahkan-batik-in-motion-2025-kota-probolinggo/
● https://gribjayasingkawang.org/hukum/2-mayat-ditemukan-terkubur-di-kebun-alpukat-singkawang-polisi-selidiki/
● https://gribjayabanjarbaru.org/hukum/2-pengedar-narkotika-tertangkap-di-banjarbaru-punya-ktp-sim-palsu/
● https://gribjayabumiayu.org/pendidikan/kapolres-brebes-resmikan-gedung-baru-tk-kemala-bhayangkari-28-bumiayu/
Respon Publik
Masyarakat luas memberikan perhatian besar pada kasus ini. Banyak yang menilai bahwa tindakan oknum aparat yang berlebihan bisa mencederai citra TNI di mata rakyat. Di sisi lain, aksi solidaritas para ojol diapresiasi sebagai bentuk kebersamaan dan kepedulian.
Para pengamat menekankan pentingnya penegakan hukum tanpa pandang bulu, baik bagi sipil maupun militer. Kasus ini juga menjadi pengingat bahwa komunikasi dan penyelesaian masalah secara damai seharusnya menjadi prioritas di ruang publik.